Kemanakah rasa malu itu
pernahkan anda berfikir seperti apakah perbedaan masyarakat indonesia tempoe doeloe dibandingkan dengan masyarakat indonesia zaman sekarang? sudah barang tentu pasti berbeda jika hanya dilihat dari pertambahan detik, menjadi menit, menjadi jam, menjadi hari, menjadi minggu, menjadi tahun, menjadi abad hingga menjadi sekarang sebab perubahan berjalan beriringan dengan perubahan waktu. tetapi apakah pernah anda lihat dari segi yang lain yakni adanya pergaulan?
pergaulan/interaksi tidak bisa dipisahkan dari kehidupan bersosial sebab tanpa adanya pergaulan maka kita akan terasa asing dengan lingkungan kita sendiri. tetapi apakah juga dengan interaksi ini kita malah lupa aka jati diri kita sendiri?. sebuah pertanyan yang layak diajukan kepada diri kita sendiri sebelum mengarah pada diri orang lain. jika zaman dulu orang masih mempunyai rasa malu jika melanggar norma agama/ norma adat yang berlaku tetapi waktu sekarang banyak masyarakat malah bangga kalau bisa perbuatan melanggar suatu norma hingga mereka acuh tak acuh jika ada orang lain yang mencoba memberitahu jika perbuatannya itu tidak sesuai dengan norma yang berlaku. ambillah satu contoh kasus dari fenomena yang terjadi terhadap generasi muda sekarang.
hampir disemua tempat tanpa mengenal waktu dan tempat kita jumpai banyak pasangan anak muda yang sedang asyik berpacaran tanpa "tedeng aling-aling" melakukan tindakan yang tidak sepantasnya jika dilakukan didepan khayalak umum terlebih status mereka yang masih tahap berpacaran. apakah dengan alasan pacaran atau cinta yang telah bersemi didadanya, mereka dengan tanpa rasa malu sedikitpun memperlihatkan (eksbionis) pada mereka yang melihat bahwa mereka adalah sepasang kekasih yang romantis! Disini tidak akan dibahas boleh atau tidaknya hukum berpacaran atau mengatur apa saja yang dilakukan ketika berpacaran sebab semua itu tergantung dari individu yang bersangkutan. Akan tetapi yang hendak ditekankan disini adalah sisi eksibionisnya. Apakah sudah benar-benar hilang rasa malu yang mereka punyai atau rasa malu yang sudah tertutupi oleh cinta buta. Semoga kita diselamatkan dari sifat ini. Sebab rasa malu merupakan identitas yang dimiliki ummat islam sebab mayoritas penduduk Indonesia muslim. Seperti yang apa yang Rosullullah sampaikan lewat hadistnya yang intinya: “setiap ummat memiliki ciri khas masing-masing dan cirri khas yang dimiliki ummatku adalah rasa Malu jika seseorang muslim sudah tidak mempunyai rasa ini maka dia bukan bagian dari ummatku”. Lihatlah betapa islam menginginkan pemeluknya menjadi manusia yang benar-benar bermartabat! Jika anda sedang berkendaraan dijalan-jalan kota pernahkan anda melihat keadaan kawula muda ketika mereka berkendaraan? Banyak kita lihat cara berpakaian yang mereka kenakan begitu membangkitkan syahwat. Apa mau dikata itulah potret kondisi masyarakat kita yang mayoritas pemeluknya islam. Islam hanya sebagai agama formalitas dikalangan anak muda. Entah ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan atau efek dari globalisasi. Hendaknya kita mulai menyadari akan fenomena yang sudah banyak terjadi dimasyarakat kita. Akankah konsidi seperti ini kita biarkan atau kita coba benahi agar masyarakat Indonesia kembali menemukan jati diri sebagai bangsa yang beradat ketimuran. Inilah pekejaan rumah besar kita, tanpa adanya kerja sama dari berbagai pihak mustahil keadaan ini akan berubah. Akan lebih adil jika untuk memulainya haruslah dari diri kita pribadi dan merambah pada keluarga kita. Selanjutnya kita berdoa kepada allah semoga kita diberi kekuatan untuk bias merubah keadaan ini. Amiin.
qolbskita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar