Rabu, 26 Agustus 2009

Realita puisi cinta


Bayang wajah indahmu terus menerus memenuhi isi kepala
hampir-hampir akal ku pun terdesak oleh hiruk pikuk andaikata
ketika cinta tumbuh seiring berlalunya kala
hingga logika pun dibuat tak berdaya

tak bosan ku tatap paras elok hingga matapun tertunduk malu dibuatnya
tubuh gemetar saat pandangan saling menusuk kedua bola mata
terkumpul sudah segala keindahan didalam satu wajah yang menawan
maka suatu keniscayaan jika akan ada dua purnama pada setiap bulan

tubuh langsing terbungkus kulit putih bersih
tergambar lukisan guratan nadi yang menghias
dandanan sederhana menempel serasi jauh dari mewah
terpadu lantunan ucapan rendah yang terus membekas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar